k3
Kenapa karyawan atau pekerja sering menyepelekan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)? Ya, sebagai seorang pekerja, Kamu tentu sudah mengetahui tentang K3. Perusahaan mungkin juga sudah berulang-kali mengingatkan pentingnya agar karyawan selalu taat dan disiplin dalam menggerakkan ketentuan ataupun prosedur K3. Walau demikian, keadaan yang terkadang nampak tetaplah ada saja yang melanggarnya. Walaupun pelanggar ini dapat sudah mengetahui begitu pentingnya ketentuan itu untuk menanggung keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

Nah dalam artikel kesempatan ini akan diterangkan apa penyebabnya yang bikin K3 sering disepelekan oleh karyawan?

Menyingkirkan Keasyikan dalam Bekerja 

Ini salah satu penyebabnya kenapa pekerja tidak sukai K3. Dia anggap K3 itu bikin suasana kerja tidak asik. K3 dikira sebagai belenggu yang bikin sistem kerja jadi tidak mengasyikkan. Untuk pekerja type ini, pekerjaan dia anggap sebagai ruang bermain anak-anak yang perlu penuh kesenangan. Walau sebenarnya, dunia kerja sejatinya yaitu hal yang serius. Yang ahrus dilakuka dengan sungguh-sungguh dan bukanlah untuk main-main.

Untuk yang tidak mematuhi, ketentuan dan prosedur K3 yang ada tidak lain hanya penghalang belaka. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dia anggap tidak nyaman dan bikin sulit saja. Walau sebenarnya tidak sekian yang sesungguhnya. Sebab semuanya tidak lain untuk membuat perlindungan pekerja sendiri. Agar keselamatan dan kesehatan kerjanya lebih terjamin.

K3 Dikira Buang-Buang Waktu Saja 

Ketentuan K3 dikira hanya menggunakan waktu saja. Sebab pekerja harus taat ikuti prosedur yang ada. Beberapa langkah kerja ini harus diikuti satu per satu. Nah, perihal ini pula yang lalu dikira memperlambat sistem kerja. APdahal semua prosedur itu dilakukan untuk terjaminnya sistem kerja yang aman.

Telah bukanlah rahasia lagi bila setiap th. banyak kecelakaan kerja yang terjadi karena karyawan meremehkan prosedur yang ada. Seyogyanya, hal semacam ini dapat jadi pelajaran kita semua. Agar tak ada lagi pembangkangan pada prosedur yang ada.

Aksi sukai mencari jalan pintas atau potong kompas, jikalau lebih cepat, namun tingkatkan kemungkinan kerja. Pasti tidak ada yang lebih bernilai dari nyawa kita sendiri. Lebih baik sedikit lebih lama, yang penting aman. Sebab ketika kecelkaan telah terjadi, efek yang disebabkan semakin besar. Tidak cuma untuk perusahaan, namun terlebih untuk pekerja tersebut. Dari mulai kehilangan waktu bekerja, kehilangan pendapatan atau bahkan juga yang lebih mengerikan yaitu bila sampai kehilangan nyawa.

Dikira Hanya Buang Uang 

Bila yang ini lebih tepat diperuntukkan untuk perusahaan yang malas mengaplikasikan K3 dengan cara disiplin. Dia anggap K3 hanya buang-buang uang saja. Sebab perusahaan perlu ikuti ketentuan standard agar aplikasi K3 ini dapat berjalan dengan baik. Misalnya dengan melakukan penilaian K3, kursus karyawan tentang K3 dan pembelian alat-alat yang sesuai sama standard keselamatan.

Ya, semuanya memang keluarkan biaya. Namun biaya yang di keluarkan sebanding dengan hasil yang didapat. Bahkan juga, bila ingin dikalkulasi, perusahaan tetaplah lebih untung. Dibanding misalnya bila sampai kecelakaan terjadi, tentu biaya yang perlu di keluarkan perusahaan akan menajdi lebih tinggi. Aplikasi K3 itu berperan untuk mencegar agar tidaklah sampai terjadi kecelakaan. Dan dimana saja “mencegah itu selalu lebih baik dari pada mengobati”.

Perlengkapan Pelindung Bikin Tampilan Jadi Buruk 

Ya, ini dapat alasan yang bikin karyawan terkadang memilih untuk mengenyampingkan K3. Misalnya saja dengan memilih tidak memakai APD karena dikira bikin tampilan jadi tidak keren. Misalnya ketika memakai masker, muka pun jadi tidak terlihat. Hal sejenis ini terang tidak bisa dilewatkan. Bagaimanapun masalah keselamatan diri jadi yang utama. Semua alat pelindung diri seperti pakaian keselamatan, helm keselamatan, sepatu safety dll telah didesain agar dapat membuat perlindungan pekerja dengan baik. Hingga bila terjadi keadaan yg tidak dikehendaki, pekerja pun dapat tetaplah terproteksi.

Berasumsi Kecelakaan Kerja Tidak Mungkin Terjadi Pada Dirinya 

Pernyataan ini berbentuk over optimis. Sebab kecelakaan itu dapat terjadi pada siapa saja, tanpa ada pandang bulu. Biasanya hal semacam ini sering dilakukan oleh pekerja muda. Sering kemungkinan kerja yang mungkin muncul itu diabaikan demikian saja. Mereka berasumsi kecelakaan yang mungkin etrjadi itu tidak akan terjadi pada dianya.

Membosankan 

Ketentuan K3 dikira menjemukan. Sebab karyawan diwajibkan melakukan beberapa hal dan berkali-kali setiap akan bekerja. Ya, memang prosedur kerja itu harus selalu dilakukan. Nah, asumsi bila ketentuan K3 itu menjemukan pasti tak perlu terjadi bila pekerja mengerti maksud dari aplikasi ketentuan itu. Tidak lain semua untuk kebaikan pekerja sendiri, yakni agar selalu sehat dan selamat.

Memang terdapat beberapa penyebabnya yang bikin K3 sering tidak disenangi, disepelekan dan mungkin dilecehkan. Namun semuanya tidak perlu terjadi asal kita sadar kalau tetaplah kesehatan dan keselamatan diri kita harus dinomor-satukan melebihi alasan-alasan tadi.